Dirnya mengaku harus rela banting tulang menafkahi keluarga dengan membuka usaha warung kopi (Warkop). Sepintas terlihat seram, warung yang nama warkop 'Jurig Kunti' milik Sumiati, warga Desa Wanasari, Kecamatan Naringgul itu, setelah terbisa nongkrong dan minum ngopi di sana biasa saja, ibarat warung pada umumnya.
"Pasti aneh. Ada-ada saja. Awalnya sih? iseng-iseng saja, bikin sepanduk warung nama seram begitu," kata Sumiati pemilik Warkop Jurig Kunti, saat dihubungi melalui via WhatsApp (WA), Jumat (16/10/2020).
Ia mengaku, tidak menyangka warungnya tersebut bakal viral dan banyak dikunjungi," akunya, Jumat (16/10/2020) kepada awak media.
"Sebenarnya itu nama akun Facebook (FB) saya. Dan, kalau jualan kopi, baru sekitar satu bulan lamanya," akunya.
Selain itu, kata Sumiati, di masa pandemi Corona, serba susah untuk mencari uang.
"Jadi harus putar otak Giman caranya biar usaha ramai. Tapi, tetap selalu mematuhi protokol kesehatan diintruksikan pemerintah.
"Kalau pembeli, sendiri rata-rata orang sini, ada juga yang dari luar daerah desa. Sementara, harga kopi menjual seperti harga kopi pada umumnya.
Kios atau Wakop tersebut, kata Sumiati, kini masih ngontrak di pasar Pancalan. Meskipun, modal awal hal dapat pinjem. Dirinya bersyukur, modal tersebut bisa berjalan untuk menafkahi anak-anaknya.
"Bikin ide atau gagasan nama warkop seram seperti itu, tidak ada tujuan atau niatan lain. Hanya untuk supaya cepat diingat saja, dan biar aneh gitu kang," akunya.
Ia menjeaskan, usaha ditekuninya setiap harinya ramai dikunjungi, dari mulai pagi hingga pukul 22.00 WIB malam. "Alhmdulalh saat ini jadi nambah banyak teman dan saudara," ucap Sumiati.
Sumiati berharap, usaha yang ditekuni saat ini bisa ramai secara kontinyu. Karena, harus menafkahi orang tua yang sudah jompo juga anak. (Yad)