KAB.BOGOR,WWB.co.id – Ditangan R.Mursid Ketua Jaringan Masayarakat Peduli Daerah Resapan Air Sungai (Jampedas) limbah kini mejadi buah tangan cantik dan bernilai ekonomis.
Ia menjelaskan, dari sekian banyak jenis limbah yang digunakan manusia sehari-hari memerlukan waktu berbeda-beda untuk dapat hancur atau terurai di alam. Seperti halnya sampah yang berasal dari produk sekali pakai, baik popok bayi, pembalut, baterai, dan plastik.
Limbah-limbah tersebut, kata dia, bisa menjadi masalah serius bagi lingkungan bila tidak segera diatasi. Melaui tangan-tangan kreatif, imbah bisa menjadi barang yang memiliki nilai ekonomis. Contohnya limbah bisa menjadi pas bunga cantik berbahan baku dari popok bayi (pampers).
“Setiap hari kami mendaur ulang pampers hampir 500 buah. Cuma ini yang baru terkelola karena tidak ada alat (mesinnya) baru pampers menampung ari seni (kencing), sementara untuk pampers yang dari BAB belum bisa di urai karena harus masuk mesin dulu,” turur R. Mursid warga Sukaraja, Desa Cikeas, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor di kediamannya.
Penggiat lingkungan ini mengungkapkan untuk satu buah pas bunga cantik itu membutuhkan 2 buah pampers. “Selain pempers, kita juga mendaur ulang dari berbagai macam limbah, seperti kain bekas, karpet dan pelastik,” jelasnya.
Untuk bahan pelastik sendiri, kata dia, kita bikin paving block, dari gel pempers setelah kita panaskan bisa cetak menjadi bata ekspos atau batako, sementara untuk sampah organik, diolah menjadi pupuk kompos,”imbuhnya.
Mursid mengaku dari keseriusannya itu, ia banyak diminta untuk melakukan pembinaan kepada masyarakat dalam mengatasi sampah.
“Alhamdulilah saya saat ini sering melakukan pemembina masyarakat terutama kelompok-kelompok atau komunitas untuk mengolah limbah, seperti yang sudah dilaksanakan Kampung Ramah Lingkungan (KRL) Sukaraja, Karang Taruna Desa Cilebud dan Cibinong,” terangnya. (Gan/Red)