CIANJUR – Wakil Dekan FH Unsur dan Dosen Hukum Tata Negara Cianjur, Dr. H. Dedi Mulyadi mengatakan, Kabupaten Cianjur merupakan kabupaten rendah dalam IPM-nya. Pelaksanaan kontestasi Pilkada di Kabupaten Cianjur semua kandidat harus konsen dalam upaya atau program akan dilakukan para pasangan calon (Paslon) dalam rangka menghadapi peningkatan sumber daya manusia (SDM).
"Nah, pengembangan manusianya ini saya kira harus menjadi catatan. Apa visi misi semua kandidat,.?," tutur Dr. H. Dedi Mulyadi kepada wartawan, Selasa (8/9/20).
Diketahui, kata dia, jika diperbandingkan Kabupaten Cianjur dengan kabupaten dan kota di Jawa Barat itu paling rendah IPM-nya. Kemudian, lanjutnya, harus diupayakan di dalam proses demokrasi ini. Sehingga, masyarakat diharapkan juga mendapatkan suatu upaya, yang dilahirkan proses demokratisasi.
"Ini menjadi penting untuk dilaksanakan, agar Kabupaten Cianjur bisa beranjak, tidak lagi menjadi daerah paling rendah IPM-nya," ujar salah seorang pengamat politik di Universitas Unsur Cianjur ini.
Menurutnya, ke-depan Cianjur harus menjadi daerah mempunyai catatan jauh lebih baik. Ini, kata dia, (PR) bersama. Termasuk dari visi misi strategi daripada para paslon khususnya, bagaimana caranya bisa meningkatkan IPM.
"Harus menjadi suatu terobosan yang diambil para paslon. Guna meningkatkan IPM, pelaksanaan proses demokratisasi di Cianjur saat ini," tegas Dr. Dedi Mulyadi.
Terpisah, Plt Kepala Dinas (Kadis) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Cianjur yang maju mencalonkan diri sebagai calon bupati (Cabup) Cianjur, H. Oting Zaenal Muttaqin mengaku, bila terpilih nanti, dirinya akan memprioritaskan Indeks Pembangunan Manusia (IPM), kesejahteraan masyarakat, dalam segala bidang dan sektor.
Menurutnya, baik itu pendidikan pormal maupun non pormal dan di semua Pondok Pesantren (Pontren) akan dijadikan boarding school. Dirinya menilai hal itu, sekarang digandrungi masyarakat. "Nah, maka itu akan suatu program kedepan. Mengajak pesantren menangkap peluang tersebut," katanya, saat konfirmasi wartawan, saat acara seremonial deklarasi.
Saat ini, kata dia, sedang trend dunia pendidikan berbasis asrama atau dikenal dengan 'Boarding School'. Artinya, diminati masyarakat. Anaknya banyak menuntut ilmu, dan mayoritas mengadaptasi pesantren. "Jadi, sudah semestinya (pesantren-red) menjadi yang terdepan, untuk memenuhi pendidikan ala boarding school," ucap H. Oting didampingi calon wakil bupati (Cawabup), H. Wawan Setiawan.
Oting menilai, hal itu bisa meminimalisir angka kenakalan remaja yang terjadi. Tapi, kata dia, legalitas akan dipaku menjadi pendidikan berbasis boarding school. Dan, akan membantu untuk biaya operasionalnya. Yang nanti akan mendorong Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) sebuah lembaga pendidikan di bawah satuan PNF (Pendidikan Non Formal), mengedukasi keahlian diantaranya seperti kursus, lalu lembaga pelatihan, kelompok belajar, pusat kegiatan belajar masyarakat.
"Pendidikan tersebut, memiliki azas, sesuai dengan kebutuhan, artinya pendidikan sepanjang hayat, relevansi dengan pembangunan masyarakat, juga wawasan masa depan," papar Oting.
Tujuan adanya PKBM, kata dia, yakni untuk meningkatan pengetahuan, keahlian atau keterampilan (hobi/ bakat) masing-masing peserta didik, yang dikelola dan diselenggarakan nanti. "Buat apa IPM naik, kalau masih banyak pengangguran," kata salah satu calon bupati, yang diusung dua partai besar di Cianjur ini.
Selain itu, pihaknya, akan memberikan insentif para guru honorer se-Kabupaten Cianjur. Karena, menurutnya, selama angkanya itu sangat kecil hanya sekitar Rp300 ribu hingga Rp400 ribu. "Makanya saya tahu persis, bagimana gajih guru honorer itu seperti apa. Jadi, nanti akan memberikan uang insentif, selain ada anggaran dari dana BOS dan dari Pemerintah Daerah (Pemda)," pungkasnya. (Yadi)
"Nah, pengembangan manusianya ini saya kira harus menjadi catatan. Apa visi misi semua kandidat,.?," tutur Dr. H. Dedi Mulyadi kepada wartawan, Selasa (8/9/20).
Diketahui, kata dia, jika diperbandingkan Kabupaten Cianjur dengan kabupaten dan kota di Jawa Barat itu paling rendah IPM-nya. Kemudian, lanjutnya, harus diupayakan di dalam proses demokrasi ini. Sehingga, masyarakat diharapkan juga mendapatkan suatu upaya, yang dilahirkan proses demokratisasi.
"Ini menjadi penting untuk dilaksanakan, agar Kabupaten Cianjur bisa beranjak, tidak lagi menjadi daerah paling rendah IPM-nya," ujar salah seorang pengamat politik di Universitas Unsur Cianjur ini.
Menurutnya, ke-depan Cianjur harus menjadi daerah mempunyai catatan jauh lebih baik. Ini, kata dia, (PR) bersama. Termasuk dari visi misi strategi daripada para paslon khususnya, bagaimana caranya bisa meningkatkan IPM.
"Harus menjadi suatu terobosan yang diambil para paslon. Guna meningkatkan IPM, pelaksanaan proses demokratisasi di Cianjur saat ini," tegas Dr. Dedi Mulyadi.
Terpisah, Plt Kepala Dinas (Kadis) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Cianjur yang maju mencalonkan diri sebagai calon bupati (Cabup) Cianjur, H. Oting Zaenal Muttaqin mengaku, bila terpilih nanti, dirinya akan memprioritaskan Indeks Pembangunan Manusia (IPM), kesejahteraan masyarakat, dalam segala bidang dan sektor.
Menurutnya, baik itu pendidikan pormal maupun non pormal dan di semua Pondok Pesantren (Pontren) akan dijadikan boarding school. Dirinya menilai hal itu, sekarang digandrungi masyarakat. "Nah, maka itu akan suatu program kedepan. Mengajak pesantren menangkap peluang tersebut," katanya, saat konfirmasi wartawan, saat acara seremonial deklarasi.
Saat ini, kata dia, sedang trend dunia pendidikan berbasis asrama atau dikenal dengan 'Boarding School'. Artinya, diminati masyarakat. Anaknya banyak menuntut ilmu, dan mayoritas mengadaptasi pesantren. "Jadi, sudah semestinya (pesantren-red) menjadi yang terdepan, untuk memenuhi pendidikan ala boarding school," ucap H. Oting didampingi calon wakil bupati (Cawabup), H. Wawan Setiawan.
Oting menilai, hal itu bisa meminimalisir angka kenakalan remaja yang terjadi. Tapi, kata dia, legalitas akan dipaku menjadi pendidikan berbasis boarding school. Dan, akan membantu untuk biaya operasionalnya. Yang nanti akan mendorong Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) sebuah lembaga pendidikan di bawah satuan PNF (Pendidikan Non Formal), mengedukasi keahlian diantaranya seperti kursus, lalu lembaga pelatihan, kelompok belajar, pusat kegiatan belajar masyarakat.
"Pendidikan tersebut, memiliki azas, sesuai dengan kebutuhan, artinya pendidikan sepanjang hayat, relevansi dengan pembangunan masyarakat, juga wawasan masa depan," papar Oting.
Tujuan adanya PKBM, kata dia, yakni untuk meningkatan pengetahuan, keahlian atau keterampilan (hobi/ bakat) masing-masing peserta didik, yang dikelola dan diselenggarakan nanti. "Buat apa IPM naik, kalau masih banyak pengangguran," kata salah satu calon bupati, yang diusung dua partai besar di Cianjur ini.
Selain itu, pihaknya, akan memberikan insentif para guru honorer se-Kabupaten Cianjur. Karena, menurutnya, selama angkanya itu sangat kecil hanya sekitar Rp300 ribu hingga Rp400 ribu. "Makanya saya tahu persis, bagimana gajih guru honorer itu seperti apa. Jadi, nanti akan memberikan uang insentif, selain ada anggaran dari dana BOS dan dari Pemerintah Daerah (Pemda)," pungkasnya. (Yadi)