Berdasarkan pantauan di lapangan, ribuan buruh yang diikuti dan berasal dari sekitar 15 perusahaan, para buruh bergerak menuju gedung DPRD Cianjur, di Jalan Kh Abdullah Bin Nuh, Kecamatan Cianjur.
Ketua Konsulat Cabang Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (KC FSPMI) Cianjur, Asep Saepul Malik mengatakan, ini hari ketiga, aksi unras lanjutan. Bergerak melawan serentak nasional, sebagai bentuk perlawanan penolakan omnisbus law.
"Kami kaum buruh sangat dirugikan dimana perlindungan terhadap kaum buruh tidak ada," tegas Asep Saeful Malik.
Bila, tak diindahkan tuntutan ini. Kata Asep, entah bagimana nasib para buruh. Dan, bagimana masa depannya nanti. PHK akan sewenang-wenang keberpihakan terhadap kapitalis sangat kuat.
"Bila dihapuskannya status karyawan tetap, outsourcing di semua sektor," keluh Asep Saeful Malik mewakili para buruh Cianjur bersuara.
Seperti yang dilansir JabarNews, Asep juga menjelaskan, ada lebih dari 15 perusahaan. Seperti terlihat kondisi Jalana Raya Cianjur-Bandung lumpuh total.
"Terlihat penuh para buruh, macet tutal ada sekitar lima kilometer Jalan Cianjur-Bandung," pungkasnya.
Sementara, diketahui para buruh tersebut diantaranya tergabung wadah Aliansi Buruh Cianjur (ABC) yaitu dari perwakilan DPC SPN, KC FSPMI, DPC PPMI dan FC FSP RTMM SPSI Cianjur.
Terpisah, Fredy (25) salah seorang karyawan PT PYI Cianjur membenarkan, macet total. Teman-teman sudah mulai bergerak menuju pusat jantung kota, titik orasi menyampaikan seruan. Itu informasi antara Pendopo Pemerintah Daerah (Pemda) dan gedung DPRD Cianjur.
"Ya, ini bukti kemarahan para buruh. Khususnya di Cianjur, jelas menolak rasa khawatir ada UU cipta kerja," ujar dia.
Hari ini saja, masih sambungnya, dipastikan ada sekitar 10 ribuan karyawan atau buruh mojok kerja tidak produksi. Diantaranya karyawan PT PYI, PT Fasic Indonesia, Aurora, Mayora dan beberapa karyawan pabrik lainnya.
"Aksi ini sebetulnya unras lanjutan, setelah selama dua hari berturut-turut," tandasnya.(Yad)