Kompos sebanyak itu diolah dari bahan baku limbah peternakan seperti kotoran hewan (Kohe) domba yang ia pelihara sebanyak 12 ekor.
“Selain kohe, pupuk organik ini dicampur seperti rumput dan sampah organik lainnya, cara pembuatanya dengan dipermentasi selama 2 minggu,” kata Ade ketika ditemui ditempat produksi kompos. Minngu, (06/06/21).
Saat ini, kata dia, hasil komposnya tersebut sudah diserap pasar, baik itu pedagang tanaman hias dan juga para petani. “Selain untuk di pakai sendiri kompos ini sudah banyak pesanan, untuk harganya 8000 per pak atau 3,5 kg,” tutur Ade.